Buta Galak
Buta-buta galak solahe
lunjak-lunjak
Sarwi jingkrak-jingkrak nyandhak kanca nuli tanjak
Sarwi jingkrak-jingkrak nyandhak kanca nuli tanjak
Bali ngadhek maneh rupamu ting
celoneh
Iku guron apa, tak sengguh guron kang aneh
Lha wong kowe we we we
sing mara-marai 2x
Gawemu sok ngana
Hihi aku wedi ayo
adi padha bali
Galo kae 2x Mripate plerak-plerok
Galo kae 2x Mripate plerak-plerok
Plerok plerok plerok plerok
Kulite ambengkerok
kerok kerok kerok kerok
Yo kulite.., ambengkerok
Kulite ambengkerok
kerok kerok kerok kerok
Yo kulite.., ambengkerok
Analisis
Buta galak solahmu lunjak-lunjak sarwi
jingkrak-jingkrak menggambarkan tentang sesosok buta atau raksasa yang jahat
dan tindak lakunya yang lunjak-lunjak
Nyandhak kunco nuli tanjak bali ngadhek menunjukkan buta
selalu mengambil anak terus dikembalikan lagi
Maneh rupamu ting celoneh artinya buta juga mempunyai
wajah yang jelek
Iki buron remeh tak runah goh buron kang aneh
syair ini diibaratkan buto menjadi buron atau dicari oleh warga masyarakat jawa
karena buta sering membawa anak-anak kecil
Lha wong kowe kowe sing mara-marai 2x karena buta
yang sering melakukannya sendiri
Gawemu sok ngana tindakan buto memang selalu
begitu
Hihi aku wedi ayo adi padha bali syair ini
menggambarkan kalau anak-anak takut dengan buta dan mengajak teman yang lain
untuk pulang kerumah
Galo kae 2x mripate plerak-plerok mata buto juga
sering mlerak-mlerok
Kulite hambengkerok selain mempunyai wajah yang
jelek, tindakan yang jahat buta juga mempunyai kulit yang kotor dan jelek
Sarwi jingkrak-jingkrak nyandak kunco nuli tanjak
artinya buto selalu jingkrak-jingkrak sambil membawa anak kecil
Maksud dari lagu dolanan ini adalah
Menggambarkan sesosok buta atau raksasa yang dimana
dalam masyarakat jawa masih mempercayai hal-hal ghaib yaitu salah satunya
adalah buta. Di dalam lagu dolanan ini menggambarkan bahwa buto itu sosok yang
jahat sukanya mengganggu orang-orang terutama anak kecil. Di dalam tradisi jawa
atau kebudayaan jawa buto selalu diidentikan dengan mengambil anak kecil yang
bermain diwaktu petang. Dolanan ini juga mengajarkan kepada anak-anak jangan
meniru kelakuan buta yang jahat.
Di dalam cerita orang jawa buto selalu dikaitkan
dengan dengan selalu mengambil anak-anak kecil yang sedang bermain di luar pada
waktu petang. Ketika anak-anak kecil bermain ketika waktu petang orang tua
selalu bilang “aja dolanan surup-surup mendhak dijipuk buto”.
Hal itu tidak sepenuhnya benar melainkan untuk sebuah himbauan kepada anak-anak kalau bermain diwaktu petang atau surup-surup itu tidak baik. Di dalam lagu dolanan ini juga bisa diambil nilai positifnya yaitu jangan meniru tingkah laku bota yang jahat suka menakut-nakuti atau menjaili orang lain.
Lihat Pula :
Ngurip-Ngurip budaya Jawa
Lagu Dolanan; Buta Galak
Lirik lagu Daerah Jawa Tengah Buto Buto Galak
Buto-Buto Galak
Lirik Buto Buto Galak Didi Kempot
Lihat Pula :
Ngurip-Ngurip budaya Jawa
Lagu Dolanan; Buta Galak
Lirik lagu Daerah Jawa Tengah Buto Buto Galak
Buto-Buto Galak
Lirik Buto Buto Galak Didi Kempot
Tidak ada komentar:
Posting Komentar